Sabtu, 19 Desember 2015

Menginjakkan kaki di puncak 2211MDPL, Gunung Salak


perjalanan dari basecamp menuju pintu masuk

- looh vir.. sekarang senengnya naik gunung ya? kok udah ga ke pantai lagi?

Pertanyaan yang sering banget muncul akhir - akhir ini diucapin sama temen - temen gw. Padahal mah ini juga karena ajakannya cuma adanya "Vir, ke gunung yuk!", bukan "Vir, mantai yuk!" pfftt...

Dan ajakan yang terakhir ini sebenernya ngga bisa dibilang ajakan, tapi "paksaan". Iya, paksaan yang menyenangkan. hahaha.. "Lah kok bisa?". Jadi ceritanya, sudah menjadi kebiasaan kalau setiap trip kita selalu bikin grup di whatsapp. Tujuannya sih biar mudah komunikasi, koordinasi dan share foto setelah trip. Nah, belum juga selesai kita share foto trip Gunung Pulosari , langsung ada wacana untuk naik gunung lagi sebelum musim hujan bener - bener datang. Gw sih cuma bisa menghela napas aja, awalnya masih mikir dan hitung kancing "ikut - ngga - ikut - ngga" sampai akhirnya grup whatsapp berubah nama dari yang "Ngesot ke Pulosari", mendadak jadi "Ngesok ke Salak". Di tambah lagi, Andi pake jual nama gw buat ngomporin yang lain. Dia bilang, "Ada yang mau ikut ke Salak ngga? yang fix ikut Vira, Mastur, gw". Padahal sejak kapan gw bilang kalo gw fix ikut. hahhaa..

Btw, Gunung Salak ini adalah salah satu gunung yang pasti udah sering banget didengar. Dia terletak di kabupaten Sukabumi dan kabupaten Bogor. Terlebih lagi pernah ada pesawat Shukoi yang nabrak gunung yang lagi diam ini. Nah kayanya dari situ lah spekulasi banyak muncul dan bilang kalau gunung ini angker. Oh ya, di puncak I juga ada makan mbah salak loh.. Hmmm.. agak bikin jiper sih sebenernya. Ditambah Andi bilang, track nya bakal 5 kali lebih sulit dari jalur Patak Banteng yang di Prau. Baiklah ~ ~

Koar - koar Andi ternyata berhasil. Anggota grup makin hari makin banyak aja jumlahnya, sampai H-7 yang fix ikut sampai sekitar 13 orang. Padahal awalnya kami kira mungkin yang akan ikut nanjak itu kurang dari 7 orang, yaa.. satu mobil cukup lahh.. eh ga taunya, kita malah harus harus stop untuk ngajak orang lagi, daripada nantinya harus sewa 3 mobil, kan lebih mirip kaya rombongan besan yang mau ngantar lamaran anak orang.. hahaha..Tapi sayangnya, H-2, tiga dari kami tiba - tiba mengundurkan diri. Yowes gapapa, masih ada  10 orang lagi di tambah Angga tiba - tiba berubah pikiran mau ikut juga. Maka jadilah gw, Vinny, Andi, Mastur, Angga, Maul, Veri, Maraden, Ayu, Midun dan Asyraf yang tetap teguhkan hati untuk menginjakkan kakinya di puncak gunung Salak. Yeaaayy.. tetap rame!

Jumat, 4 December 2015 21.00 WIB
Akhirnya hari yang ditunggu - tunggu datang. Meeting point yang dipilih kali ini adalah stasiun Sudirman. Yap, karena memang tempat ini strategis di tengah kota, dan lebih mudah akses kereta untuk langsung menuju bogor. Semua langsung naik kereta, kecuali Maraden yang memang memilih untuk langsung ketemu kami di stasiun bogor. Tapi kalau ngga ada drama itu ga lengkap rasanya. Baru beberapa stasiun terlewati, ntah kenapa Mastur pengen ngecek kameranya yang dia bawa, dan tiba - tiba teriak "Bego, gw ga bawa baterai kameranya lah!" . Kami semua cuma bisa ketawa heran setengah ga percaya. "Kok bisa sih, Tur? Ya udah, balik lagi gih, daripada lu bawa kamera berat - berat tapi ngga di pake. Mumpung belum jauh nih". Tapi ditengah kebingungannya, akhinya Mastur teriak lagi, ini orang emang hobinya teriak sih "Ah, gw telpon kakak gw aja buat antar baterainya ke stasiun Cikini". Langsung lah dia telpon kakaknya. Hampir tiba di stasiun Cikini, Maul wanti - wanti kalau Mastur harus cepet - cepet, karena pintu kereta cuma terbuka 10 detik, kalau ngga ya nanti ditinggal kereta. Walaupun sebelum sampai di stasiun Mastur udah jalan ke gerbong paling depan, jadi begitu pintu gerbong kereta terbuka, dia langsung ketemu sama kakaknya terus naik lagi. Eh.. ternyata pas kereta kami sampai, kakaknya malah beli sate dulu di pinggir jalan. Jadi dengan berat hati Mastur harus ketinggalan kereta yang kami naiki. Hahaha.. beruntungnya, begitu kereta kami jalan, di belakang langsung ada lagi kereta yang menuju Bogor. Jadi sampai di Bogor pun kita ngga perlu nunggu lama, karena semua personil sudah berkumpul. 

Selesai istirahat, makan nasi goreng di pinggir jalan stasiun dan minum bajigur perjalanan kami lanjutkan menggunakan mobil dan angkot yang sudah kami carter sebelumnya menuju Sukabumi tepat pukul 23.30 WIB. Yaaa.. kaya pendaki pada umumnya, kami akan melewati jalur Cidahu untuk mencapai puncak I. Ssttt... Gunung ini ternyata punya dua puncak. Tapi yang banyak di kunjungi ya puncak I. Seharusnya perjalanan menuju Cidahu ini hanya ditempuh dalam waktu 2 jam. Tapi entah mungkin karena kami kurang beruntung, malam itu macet banget dan kami baru tiba di pos penjagaan Gunung salak via Cidahu pukul 3.30. Langsung lah kami susun lapak untuk istirahat sebentar sebelum fajar datang.

5 Desember 2015
Setelah dibangunkan oleh para pengendara motor yang sengaja banget bikin suara motornya meraung - raung, padahal kita baru ajaaaaa pengen tidur, tepat jam 7 pagi kita start jalan dari pos. Ga lupa sebelumnya sarapan dan berdoa dulu semoga perjalanan menuju puncak lancar tanpa hambatan, sesuai dengan perkiraan dan kembali lagi dengan selamat. Amin. Sebelum sampai di gerbang pintu masuk pendakian, untuk pemanasan kita disuguhi jalan beraspal yang lumayan mendaki dan ditemani oleh teriknya matahari meskipun masih pagi. Iya, terik banget,, gw yang tadinya pakai jaket jadi ngga nyaman dan langsung lepas jaket. Seperti biasa, setiap pendakian gw selalu berada di barisan paling belakang. Hahaha.. Alhasil, perjalanan yang harusnya di tempuh hanya dalam waktu setengah jam oleh pendaki ulung, bersama gw, perjalanan jadi di tempuh selama satu setengah jam saja. ppffftttt.... gapapa, yang penting kan akhirnya sampai juga di gerbang pintu masuk menuju pundak I dan Kawah Ratu. Baru lah cerita di mulai. Hah? jadi yang barusan jalan itu... hmm.. ntahlah. Kaya yang gw bilang, itu baru pemanasan aja...
belum nyampe setengah perjalanan dari basecamp ke pintu masuk, udah minta break

gaya di pintu masuk

full team, masih pada seger
Gunung Salak ini, berbeda dengan gunung - gunung lainnya, setiap 100 meter sudah memiliki patokannya sendiri. Jadi jangan takut di php sama orang, yang kalau kita tanya, "puncak sudah deket belum?". Hahaha...
Untuk menuju puncak sendiri, kita harus sampai di pos persimpangan antara jalur puncak dan jalur Kawah ratu dahulu, itu sekitar 25HM (belakangan baru gw tau kalau persimpangannya dinamai Simpang Bajuri). Tadinya memang kita berencana untuk mampir ke kawah ratu, tapi melihat jalur pendakian yang bikin gemes dan perkiraan waktu yang ga memungkinkan (dibutuhkan kira - kira 2 jam perjalanan PP dari persimpangan ke kawah ratu), maka kami semua mutusin untuk langsung aja menuju puncak. Jalur yang akan dilalui sebelum sampai di persimpangan ini hanya akan berat -menurut gw- sampai di HM 15, setelahnya akan banyak bonus jalan landai kok. Jadi masih santai, walaupun tetap aja ngos - ngosan dan ngesot. Tetap semangat!!!

adek masih seger
kemudian tepar...

istirahat di simpang Bajuri
Waktu itu jam menujukkan pukul 11 siang, setelah dirasa cukup beristirahat, kami memutuskan untuk segera melanjutkan perjalanan. Apalagi hujan mulai rintik - rintik mengundang banjir. Mulai lah kami memasuki jalur yang sebenernya, jalur menuju puncak! Iya, jalur ini masih berupa hutan yang rapat banget, treknya masih dipenuhi pohon dengan akar yang besar - besar, dan tanahnya pun masih berupa tanah basah gitu. Apalagi waktu itu musim hujan, banyak banget lumpur yang ga akan bisa di hindari. Awalnya sih kami masih jalan - jalan cantik dengan milih tanah yang ga berlumpur sampai akhirnya pasrahin badan untuk kalau - kalau memang harus kejebur di lumpur. heuuu... Lama - kelamaan hujan makin deras, yang memaksa kami untuk ekstra hati - hati dalam melangkah dan memperlambat langkah kami. Ternyata walaupun sudah dikasih patokan, kami masih bisa di php-in. Lah, gimana caranya? Mengingat trek yang naudzubillah itu, yang ngga jarang tangan megang akar pohon untuk pegangan, mata ketemu dengkul untuk merangkak, sampai pantat yang dijadikan tokongan buat angkat badan, Andi datang membawa angin segar, "Nanti di HM 25 kita akan ketemu tempat yang landai".  Oh ya, mulai dari simpang Bajuri tadi, perhitungan patokan akan di mulai dari awal lagi.  Wah.. langsung kami semangat...
Tapi ternyata...
Sampai di HM 23,
"kok ngga ada tanda - tanda bakal landai, Ndi?"
"Iya, nanti di atas".

Setengah jam kemudian, yang kami temukan bukan landai, tapi malah webing! Lah buat apa? Ya buat bantu kita untuk naik. Jeng.. jenggg.. tracknya terjal dan harus di bantu dengan menggunakan tali.


terus Andi bilang, "Eh, kayanya di HM27 deh bonusnya"

Lanjut jalan lagi, kita sama sekali ngga dapat bonus seperti yang diharapkan dibayangkan. Bisa nemu jalan landai 7 langkah aja sudah bersyukurrrr banget.. apalagi beberapa meter. Beruntung, pas banget saat hujan lagi deres - deresnya, pas perut kita keroncongan dan merasa sudah waktunya untuk isi energi dahulu. Iya, di tengah hujan deras itu kami berteduh dengan pohon seadanya, makan nasi goreng telur yang kami bungkus dari basecamp di bawah, nikmaaattt.. bangett.. meskipun itu agak tercampur air hujan. Iyuuhhh...
menikmati nasi goreng, abaikan lumpur di tangan kami

Ayu yang sedang menikmati nasi gorengnya sendirian

Sampai di HM30, kami ngga melihat sama sekali adanya dataran landai untuk dilalui, kecuali untuk beristirahat. Iya, walaupun hujan deres banget, kita tetap melanjutkan perjalanan meskipun ngga jarang nemu sesama pendaki yang maksa untuk nenda di tempat - tempat yang padahal sempit banget untuk mendirikan tenda. Bahkan kami ketemu sama pendaki yang malah turun lagi dan ga jadi muncak. Gw, seperti biasa bersama Maul, Mastur, Andi dan Vinny, lagi - lagi berada di barisan paling belakang. Ayu, Maraden, Asyraf, Midun dan Angga, udah jauh di depan sana. Meskipun begitu Andi tetap bilang "Ayok lanjut, nanti di HM35 udah landai kok" php yang ke tiga, dan kita udah ga ada yang percaya. hahaha...

Hujan deras, hujan lebat dan trek gunung salak

Pukul 2 siang. Masih hujan dan masih di HM33. 

Maul sudah mulai merasa sangat lelah. Berkali - kali dia bilang mau turun dan ga melanjutkan pendakian. Ga mungkin lah! Ga mungkin kita biarin maul sendirian di hutan atau turun sendiri. Ga mungkin juga kita dirikan tenda meskipun darurat karena kanan - kiri kita cuma ada jurang. Iya, kita sudah benar - benar cuma di temani oleh jalan setapak yang mengharuskan kita untuk tetap melanjutkan perjalanan. Dia juga mulai menghitung waktu, kami membutuhkan waktu sekitar 10 - 12 menit untuk melewati satu HM, padahal untuk menuju puncak masih harus melewati 17HM lagi atau sekitar 3 jam lebih lagi! Beruntung di HM37, hujan mulai reda, dan kami bertemu dengan rombongan Ayu. Mereka melebarkan flyersheet di sana. Kata Ayu, Asyraf menggigil dan belum sanggup jalan. Ya, Allah! Oke, kami semua istirahat di sana, sambil berdoa semoga hujan benar - benar reda dan ngga ada pendaki yang lewat. Kenapa? Karena kami istirahat dengan blocking jalan. Sambil istirahat, untuk menghangatkan badan, Midun dan Maraden masak air untuk seduh bajigur dan coklat panas. Kami juga bilang ke rombongan Ayu, Maul, Mastur dan Vinny, sudah merasa kesakitan, lelah dan ga sanggup jalan. Akhirnya, Midun usul kalau sampai jam 5 sore belum sampai di HM40 ke atas, perjalanan kita stop dan kita mendirikan tenda untuk bermalam. Semua sepakat! 

Belum juga satu jam kami jalan, kami masih di HM 38 menuju HM 39, dan di sana ternyata puncak bayangan. Seperti melihat surga, meskipun waktu itu masih jam 4 sore, kami semua semangat dan keukeuh mendirikan tenda di sini aja. Sudah ada 3 tenda yang duluan berdiri di sana, mudah - mudahan lapak yang tersisa masih cukup untuk mendirikan 4 tenda lagi. Dan Alhamdulillah.. Ternyata bisa! yeaaay.. yang cowok langsung sigap deh buka tenda. Gw dan Vinny masak mie, Ayu bersih - bersih badan di tenda yang sudah jadi. Abis itu langsung nyusul gw bersih - bersih seadanya. Seadanya yaitu, setelah berlumpur - lumpur ria, kita harus bersih - bersih badan dengan cuma menggunakan tisu basah. Tisu basah loohhhh... bukan air! Soalnya kita memang harus berhemat air dan mulai menghitung air yang tersisa. Dari awal basecamp, kami semua wajib membawa masing - masing orang minimal 2 botol minuman besar, terus harus di isi ulang dengan air sungai di persimpangan Bajuri karena setelah itu kita ga akan menemukan sumber air lagi sampai di puncak. Makanya, cuci tangan atau kaki pun, sebisa mungkin jangan menggunakan persediaan air yang kita bawa.

Selesai bersih - bersih, gw liat Maul, Mastur dan Veri udah terlelap tidur. Kasian mereka. Pendakian kali ini benar - benar menguras tenaga mereka. Maul, yang gw tau, dari awal pendakian sudah merasa kurang sehat badannya, sedangkan Mastur dan Veri, barang bawaannya berat beneerrrr.... meskipun Andi, Midun, Asyraf dan Angga ga kalah berat sih.. hehehe...

Malamnya, selain Maul, Veri dan Mastur yang sudah terlelap, kami semua makan malam bersama, sambil memikirkan rencana esok pagi. Andi bilang, karena kayanya Maul dan Mastur kurang fit, sebaiknya mereka tinggal di tenda aja. Kita summit mulai jam 3 pagi dan cuma cukup membawa snack dan air secukupnya. Jadi kita pulang tetap lewat jalur Cidahu, padahal rencana awal kita akan pulang melewati jalur Cimelati, Jalur yang belum pernah dilewati sama sekali oleh salah satu dari kita.
persiapan makan malam

coklat panas dan indomie emang paling nikmat
tenda dan jemurannya

Angga sepakat, semua sepakat. Demi keselamatan bersama...

-to be continued to the chapter 2-
*berasa novel*
*panjang bener*

8 komentar:

  1. Semoga aja ada produser sama sutradara ada yg baca nih catper terus di bikin ftv wkwkwkw

    BalasHapus
    Balasan
    1. apa ya judul ftv yang bagus? hmm.. "kisah cinta ku di gunung berlumpur"

      hahaha

      Hapus
  2. Balasan
    1. drama bangettt ridd.. lu harus baca kisah kami waktu turun lebih drama lagi. hahaha

      Hapus
  3. Aaaaaahhh dramaa abis yah kita wkwkw
    apalagi php nya Bang Andi..

    BalasHapus
    Balasan
    1. udah di phpin berkali - kali, masih aja kena ya. hahaha

      Hapus
  4. Masak sih gw php in, emang enak wkwkwk..

    "Gunung yang tepat akan mendatangi pendaki yang telah siap."

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lu mah juara php nyaa...hahhaa
      Jadi, naik nanjak lagi bang? #eh

      Hapus