Minggu, 15 November 2015

Gunung Pulosari - part 2

full team
pos curug putri

Ngga seperti kebanyakan gunung yang pernah gw kunjungi, kayanya gunung ini sering banget di pakai oleh mahasiswa untuk ospek, gathering atau sejenisnya lah. Soalnya pas malam datang, setiap rombongan baru mulai acaranya. Di pojok kanan ada yang tadarusan, terus ada yang nyanyi lagu Indonesia raya, ada yang sesi curhat dan lain - lain. Terus kami? cuma dengerin musik pake speaker yang di bawa mastur. hihi.. Jadi geli sendiri...
Tapi bikin sebel juga sih, soalnya pas banget di sebelah tenda kami, ada rombongan yang berisiiiiikkknya minta ampun. Kalau mereka ngobrol biasa sih ga masalah, tapi ini pake teriak - teriak, ketawa kenceng banget, dan lebih bete lagi mereka ribut begitu sampai jam 1 malam. Gggrrrr... mungkin mereka pikir mereka lagi dipantai kali ya...
Anehnya, Andi sama Mastur bisa tidur dengan nyenyak. Mereka bilang, itu tidur paling nyenyak mereka selama di gunung. DASAR KEBOO!!!

Sebenernya gunung ini nyaman banget, ga terlalu dingin, tapi juga ga panas. Pas gitu deh udaranya, sejuk dan bikin nyaman. Mungkin ini karena ada belerang yang jadi sumber hawa panasnya.

Hari minggu, jam 5 pagi.
Selesai sholat subuh, kita niat untuk summit. Sebelumnya summit, Andi wanti - wanti lagi, makan dulu ya, terus kita bawa minum 2 botol, bawa juga makanan ringan buat makan nanti di puncak, bawa senter dan jangan lupa berdoa. Selama perjalanan kita juga harus berhati hati banget. Siap, Ndi! lu emang debes deh. hahaha...

Senter siap, makanan dan minuman sudah, doa juga udah, kita langsung start menuju puncak.
Bener kata Andi, track menuju puncak ini naik lagi levelnya. Buat gw, mungkin naik 2 level sekaligus ke level 4! hahaa.. Bukan kenapa, soalnya meskipun jalurnya jelas, tapi ini tuh terjal banget! Apalagi masih gelap. Kita harus hati - hati banget dalam melangkah, harus sering pegangan sama akar pohon. Dan jangan harap sama bonus! Kalau track sebelumnya kita masih di kasih bonus beberapa meter, track menuju puncak ini cuma di kasih bonus beberapa langkah. Baru 5 langkah jalan datar, udah nanjak lagi. Pegangan sama akar pohon lagi. Hahaha.. Tapi seruuuu...

start summit

saat hari mulai terang

tetap harus pegangan sama akar pohon
Setelah 2 jam perjalanan, fyiuuuhh.. akhirnya kita sampai juga di puncak! Lelah pun terbayar sudah.. Alhamdulillah..
pos kawah di lihat dari puncak

Di depan itu adalah Gunung Karang, gunung tertinggi di Banten

we made it!
Puas menikmati view, setelah selfi di rasa cukup dan tenaga sudah terkumpul lagi. Kami memutuskan untuk segera turun. Soalnya takut kesiangan, biar sampe jakarta juga ga kemaleman, dan waktu istirahat sebelum Senin datang, cukup. hahaha...
Kalau pas naik ke puncak kami kaya merayap, maka turun gunung kami harus menggunakan pantat. hahaha.. Iya, kaya main perosotan gitu deh.. lucu bangett.. setiap papasan sama yang naik pasti dikomentarin, "Di Jakarta ga bisa main perosotan kaya gini ya Teh?" hahhaa.. geliii... Ga jarang juga kita kadang kepeleset, kesandung atau malah ga bisa nge-rem badan. Makanya, waktu turun harus hati - hatiiii.. bangettt...
Tapi gara - gara turunnya kaya main perosotan, waktu yang di tempuh untuk sampai di tenda lagi cuma 1 jam. hahaha..
Sampai di tenda, kami sarapan lagi, menghabiskan semua logistik yang ada. Ini bertujuan untuk mengurangi beban bawaan kita. Setelah semua beres, tenda juga udah dilipat, logistik habis, kami bersiap untuk turun gunung. Bismillah,, kami mulai langkah kami dengan semangat untuk cepat sampai di bawah lagi meski dengan sisa tenaga yang ada..
Diperjalanan menuju turun ini, kami bisa sombong kalau berpapasan dengan yang baru naik. Cukup dengan bilang "Ayo semangat - semangat, tinggal sedikit lagi!" hahaha.. padahal sedikit laginya itu mungkin masih 1 - 2 jam. zzzzz...
Pas banget, jam 12 kami tiba di desa, pas itu juga hujan turun dengan derassssss banget. Alhamdulillah.. kita sampai dengan selamat dan ga kehujanan. fyuuuhhh...
Istirahat bentar, jam 1 teng kita pulang ke Jakarta, tapi sebelumnya kami mampir dulu di Padang Simpang Raya, pandeglang. Makan, makanan paling enak sejagat raya. hahaha..
Tiba di jakarta sekitar jam 4, dan ternyata jakarta baru aja hujan deras.. lah kok tau? Iya, soalnya jalanan maceettt.. dan di beberapa tempat udah ada genangan air...
Yang penting, Alhamdulillah, kami semua sampai di kediaman masing - masing dalam keadaan sehat wal afiat. Ga kurang satu apapun.

Satu - satunya foto turun yang di abadikan, yang lainya harus fokus sama main perosotan. hehe..

Thanks to Andi buat semuanya, Mastur yang udah bawain sleeping bag dan matras gw, Indah dan Andri yang di jebak sama Mastur (Semoga naik gunung pertama kalian berkesan. hihihi..)

ssstt.. jangan takut untuk kehabisan logistik, di sini ternyata udah banyak banget pondok - pondok kecil yang jualan. Bahkan sampai ke puncak pun, banyak anak kecil lari - larian buat jualan es dan nasi uduk! Tapi jangan kaget dengan harganya, 1 botol air mineral 1,4l di harga IDR 15,000. hihihi.. wajar lah yaaa..

Rabu, 11 November 2015

Gunung Pulosari, Tidur di Atas Belerang? why not?

Ada yang bilang kalau sudah cinta, gunung pun akan di lalui, laut juga akan di sebrangi. 

Kalimat yang bikin siapapun yang mendengarnya pasti langsung terbang melayang. Eh,, tapi yang ngomong itu udah pernah coba naik gunung belum ya? hahaha..

Dari pintu masuk desa Mengger

Kali ini gw akan cerita tentang pengalaman gw naik gunung. Memang sih ini bukan yang pertama gw menginjakan kaki di puncak gunung #sombong, sebelumnya gw pernah naik ke Gunung Ijen, Gunung Papandayan, Gunung prau dan Bromo. Eh yang terakhir mah nanjak ya, bukan naik gunung. hahhaa... 
semua berawal dari Andi yang whatsapp gw : 
"Vir, Kemcer yuk di gunung"
"Gunung apa, Ndi? Di mana? Ketinggian berapa? Di sana ada apa aja?" (pertanyaan yang selalu gw lontarkan ke Andi kalau dia ngajakin gw ke gunung"
Terus, Andi bilang, ke Gunung Pulosari,di Banten di sana ada curug putri, ada belerang dan ketinggiannya cuma 1346MDPL. 
Gw termasuk orang yang ga begitu suka naik gunung, tapi gw lebih ga suka lagi kalau cuma diam di kosan ngga ngapa - ngapain dan ngga kemana - mana. Maka jadilah dengan berbekal info yang minim dari Andi, apalagi kalau andi bilang tinggi gunungnya cuma 1346mdpl. Tanpa ragu gw langsung meng-OK-kan ajakin dia. Gw pikir, at least kalau ada yang nanya "Vir, weekend ini ngapain aja?" Jawaban gw bukan "Di kosan aja nih", tapi "Naik Gunung nih". Keren kannn...

Berangkat Ndi...!!!

7 - 8 November 2015
Gunung Pulosari. 
Itu nama gunung yang sejujurnya gw baru denger dari Andi. Letaknya di desa Mengger, Kecamatan Pandeglang, Banten. Kalau berangkat dari Jakarta naik mobil sendiri, kira - kira 3 - 4 jam perjalanan. Tergantung dari macet apa ngganya jalan menuju ke sana, karena desa yang kita tuju itu searah dengan Tanjung lesung, Pantai Anyer, dan Ujung kulon. Tapi kalau kita mau naik kendaraan umum, mungkin agak susah aksesnya, karena sambung menyambungnya banyak banget. Dari Jakarta naik bis ke arah Cilegon - terus naik bis lagi ke arah Pandeglang - lanjut naik angkot - terus naik ojek sampai ke desa Mengger pintu gunung pulosari - terus jalan kaki sampai ke basecamp. Whuaaa.. panjang kan? Makanya kami mutusin untuk bawa mobil sendiri. hehehe...
Kita start dari Jakarta Sabtu jam 8 Pagi dan tiba di Desa mengger sekitar pukul 12 siang. Sebelum masuk ke Desa mengger, sebenernya dari kejauhan udah nampak Gunung menjulang tinggi, -menurut gw.
Andi bilang "Tuh vir, gunung yang bakal lu naikin". Gw langsung melongo dong, karena gunungnya ngga sesuai dengan bayangan gw. Gunungnya tetap tinggi!
Kejutan yang lain adalah kita akan mulai pendakian dari 0MDPL! Padahal biasanya kalau naik gunung, gunung prau misalnya, walaupun ketinggannya 2500-an MDPL, tapi desa Diengnya aja udah 1500-an. Lumayan kan..
penampakan gunung dari pinggir jalan raya

Nah ini?

Pasrah! Karena udah sampai ke basecamp juga, dan ga mungkin tidur di mobil sendirian kan? Bismillah aja deh... Yakin kalau pasti nanti akan sampai juga di puncaknya! Iya sih sampai, cuma waktunya itu yang berapa lama nya kita ngga tau. hahhaa..
Andi sih udah wanti wanti, kira - kira lama perjalanannya gini :
dari basecamp pertama sampai pos curug putri : 1 - 1,5 jam
Curug - kawah (buka tenda : 2 - 2,5 jam
kawah - puncak : 2,5 - 3 jam

Beruntungnya gw karena setiap pendakian selalu di temani oleh teman - teman yang bisa di andalkan. Ini penting! Karena kita akan berada di gunung, yang sekelilingnya hutan, jurang, dan mungkin akan ada binatang atau kejadian yang ngga di harapkan. Jadi lu harus tau sama siapa lu mendaki. Dan teman - teman gw ini, kenapa gw sebut bisa di andalkan? karena mereka ngga egois, kami saling menjaga. karena mereka juga mengerti keadaan gw. Karena kita punya satu tujuan yang sama, yaitu puncak. Memang bagi gw, puncak itu hanya bonus. Ngga peduli seberapa tinggi-nya MDPL, tapi yang terpenting adalah seberapa besar usaha dan keyakinan kita untuk meraih itu.

Balik lagi ke cerita Pulosari.
Kalau berbicara mengenai track, gw bisa bilang, gunung ini kecil - kecil cabe rawit! Awal - awal perjalanan sih masih terasa ringan, karena jalurnya, oleh warga setempat di kasih paving blok dan jelas banget. Nah, 30 menit berikutnya baru terasa. Perjalanan menuju kawah memang ngga terlalu curam, tapi cukup bikin badan agak sedikit bungkuk karena kita ngga di kasih bonus! Kalaupun ada, paling bonusnya cuma satu atau dua meter, paling banter juga lima meter. Tapi kami menikmati setiap langkah kami. Kalau ada salah satu dari kami lelah, ya berhenti. Dan yeaaay.. akhirnya selama 1,5 jam kami sampai di pos Curug Putri! Sayangnya, ternyata curugnya lagi di tutup, karena airnya lagi di butuhin warga. Yah.. batal deh untuk mandi air terjun.
awal perjalanan

lelah
memulai track yang terjal

Karena batal main air di curug, perjalanan kami lanjutkan menuju pos 2 atau kawah. Kalau di kasih level di dalam game, bisa di bilang ini track dari curug ke pos 2 itu levelnya naik satu tingkat lebih sulit dari basecamp - curug. Sebutlah level 2. Kalau sebelumnya, kita masih dikelilingi oleh ladang kopi dan coklat warga, kali ini yang menemani perjalanan kita sudah hutan liar yang lebat banget dan track-nya agak sedikit lebih curam. Setapak demi setapak kami lewati dengan sangat hati - hati.

15 menit...
*papasan dengan orang yang turun gunung*
Kami nanya, "Mas, kawah masih jauh?"
Dia bilang, "ohh.. ngga.. udah deket kok. tinggal dikit lagi"
Yeayy.. dengernya langsung semangat! Tapi...

30 menit...
*belum juga sampai*

1 jam...
*papasan dengan orang yang turun gunung lagi, nanya lagi*
"Mas, masih jauh?"
"Ngga kok, ya paling setengah jaman lagi"
Kata Andi, kalau dia bilang setengah jam, kita harus kali dua, berarti satu jam lagi kita baru sampai..
LEMES....

Tapi tetep kita ngga patah semangat untuk terus maju, walaupun langkah kami udah terseok - seok.

Hampir jam 4 sore.
Kami sampai di pos 2!!!
Horeee.. finally. Langsung cari lapak buat buka tenda. Istirahat, terus foto - foto dengan belerang.
Waktu kami sampai di pos 2 ini, tempatnya masih sepi bangett..mungkin cuma sekitar 5 - 8 rombongan aja yang ada. Gw pikir emang cuma segitu yang datang ke gunung ini. Ga heran sih, toh gunung ini emang ga populer. Tapi ternyata gw salah, semakin malam, semakin banyak rombongan yang dateng. sampe akhirnya gunung ini udah kaya pasar malam.
Tips nih buat yang mau ke sini, usahain sampai di pos 2 ini sebelum gelap, soalnya tempat buka tenda di sini kecil banget untuk tempat yang nyaman. Ya apesnya, mau ga mau harus buka tenda di atas belerang. hehe..
Oh iya, kita salah perkiraan. ternyata gunung ini tuh pas kalau untuk lihat sunset, dan sebenernya kita juga bisa buka tenda langsung di puncaknya. Jadi kalau kalian emang niat, langsung aja nenda di puncak gunung, biar ga repot, usahakan sampai di kawah ini pas siang hari.

Tapi buat kami, nenda di belerang udah cukup kok, biar ada pengalamannya sendiri. hehehe
cooking our favorite meal : Indomie telur 



foto di belerang

continue to part 2...