Rabu, 11 November 2015

Gunung Pulosari, Tidur di Atas Belerang? why not?

Ada yang bilang kalau sudah cinta, gunung pun akan di lalui, laut juga akan di sebrangi. 

Kalimat yang bikin siapapun yang mendengarnya pasti langsung terbang melayang. Eh,, tapi yang ngomong itu udah pernah coba naik gunung belum ya? hahaha..

Dari pintu masuk desa Mengger

Kali ini gw akan cerita tentang pengalaman gw naik gunung. Memang sih ini bukan yang pertama gw menginjakan kaki di puncak gunung #sombong, sebelumnya gw pernah naik ke Gunung Ijen, Gunung Papandayan, Gunung prau dan Bromo. Eh yang terakhir mah nanjak ya, bukan naik gunung. hahhaa... 
semua berawal dari Andi yang whatsapp gw : 
"Vir, Kemcer yuk di gunung"
"Gunung apa, Ndi? Di mana? Ketinggian berapa? Di sana ada apa aja?" (pertanyaan yang selalu gw lontarkan ke Andi kalau dia ngajakin gw ke gunung"
Terus, Andi bilang, ke Gunung Pulosari,di Banten di sana ada curug putri, ada belerang dan ketinggiannya cuma 1346MDPL. 
Gw termasuk orang yang ga begitu suka naik gunung, tapi gw lebih ga suka lagi kalau cuma diam di kosan ngga ngapa - ngapain dan ngga kemana - mana. Maka jadilah dengan berbekal info yang minim dari Andi, apalagi kalau andi bilang tinggi gunungnya cuma 1346mdpl. Tanpa ragu gw langsung meng-OK-kan ajakin dia. Gw pikir, at least kalau ada yang nanya "Vir, weekend ini ngapain aja?" Jawaban gw bukan "Di kosan aja nih", tapi "Naik Gunung nih". Keren kannn...

Berangkat Ndi...!!!

7 - 8 November 2015
Gunung Pulosari. 
Itu nama gunung yang sejujurnya gw baru denger dari Andi. Letaknya di desa Mengger, Kecamatan Pandeglang, Banten. Kalau berangkat dari Jakarta naik mobil sendiri, kira - kira 3 - 4 jam perjalanan. Tergantung dari macet apa ngganya jalan menuju ke sana, karena desa yang kita tuju itu searah dengan Tanjung lesung, Pantai Anyer, dan Ujung kulon. Tapi kalau kita mau naik kendaraan umum, mungkin agak susah aksesnya, karena sambung menyambungnya banyak banget. Dari Jakarta naik bis ke arah Cilegon - terus naik bis lagi ke arah Pandeglang - lanjut naik angkot - terus naik ojek sampai ke desa Mengger pintu gunung pulosari - terus jalan kaki sampai ke basecamp. Whuaaa.. panjang kan? Makanya kami mutusin untuk bawa mobil sendiri. hehehe...
Kita start dari Jakarta Sabtu jam 8 Pagi dan tiba di Desa mengger sekitar pukul 12 siang. Sebelum masuk ke Desa mengger, sebenernya dari kejauhan udah nampak Gunung menjulang tinggi, -menurut gw.
Andi bilang "Tuh vir, gunung yang bakal lu naikin". Gw langsung melongo dong, karena gunungnya ngga sesuai dengan bayangan gw. Gunungnya tetap tinggi!
Kejutan yang lain adalah kita akan mulai pendakian dari 0MDPL! Padahal biasanya kalau naik gunung, gunung prau misalnya, walaupun ketinggannya 2500-an MDPL, tapi desa Diengnya aja udah 1500-an. Lumayan kan..
penampakan gunung dari pinggir jalan raya

Nah ini?

Pasrah! Karena udah sampai ke basecamp juga, dan ga mungkin tidur di mobil sendirian kan? Bismillah aja deh... Yakin kalau pasti nanti akan sampai juga di puncaknya! Iya sih sampai, cuma waktunya itu yang berapa lama nya kita ngga tau. hahhaa..
Andi sih udah wanti wanti, kira - kira lama perjalanannya gini :
dari basecamp pertama sampai pos curug putri : 1 - 1,5 jam
Curug - kawah (buka tenda : 2 - 2,5 jam
kawah - puncak : 2,5 - 3 jam

Beruntungnya gw karena setiap pendakian selalu di temani oleh teman - teman yang bisa di andalkan. Ini penting! Karena kita akan berada di gunung, yang sekelilingnya hutan, jurang, dan mungkin akan ada binatang atau kejadian yang ngga di harapkan. Jadi lu harus tau sama siapa lu mendaki. Dan teman - teman gw ini, kenapa gw sebut bisa di andalkan? karena mereka ngga egois, kami saling menjaga. karena mereka juga mengerti keadaan gw. Karena kita punya satu tujuan yang sama, yaitu puncak. Memang bagi gw, puncak itu hanya bonus. Ngga peduli seberapa tinggi-nya MDPL, tapi yang terpenting adalah seberapa besar usaha dan keyakinan kita untuk meraih itu.

Balik lagi ke cerita Pulosari.
Kalau berbicara mengenai track, gw bisa bilang, gunung ini kecil - kecil cabe rawit! Awal - awal perjalanan sih masih terasa ringan, karena jalurnya, oleh warga setempat di kasih paving blok dan jelas banget. Nah, 30 menit berikutnya baru terasa. Perjalanan menuju kawah memang ngga terlalu curam, tapi cukup bikin badan agak sedikit bungkuk karena kita ngga di kasih bonus! Kalaupun ada, paling bonusnya cuma satu atau dua meter, paling banter juga lima meter. Tapi kami menikmati setiap langkah kami. Kalau ada salah satu dari kami lelah, ya berhenti. Dan yeaaay.. akhirnya selama 1,5 jam kami sampai di pos Curug Putri! Sayangnya, ternyata curugnya lagi di tutup, karena airnya lagi di butuhin warga. Yah.. batal deh untuk mandi air terjun.
awal perjalanan

lelah
memulai track yang terjal

Karena batal main air di curug, perjalanan kami lanjutkan menuju pos 2 atau kawah. Kalau di kasih level di dalam game, bisa di bilang ini track dari curug ke pos 2 itu levelnya naik satu tingkat lebih sulit dari basecamp - curug. Sebutlah level 2. Kalau sebelumnya, kita masih dikelilingi oleh ladang kopi dan coklat warga, kali ini yang menemani perjalanan kita sudah hutan liar yang lebat banget dan track-nya agak sedikit lebih curam. Setapak demi setapak kami lewati dengan sangat hati - hati.

15 menit...
*papasan dengan orang yang turun gunung*
Kami nanya, "Mas, kawah masih jauh?"
Dia bilang, "ohh.. ngga.. udah deket kok. tinggal dikit lagi"
Yeayy.. dengernya langsung semangat! Tapi...

30 menit...
*belum juga sampai*

1 jam...
*papasan dengan orang yang turun gunung lagi, nanya lagi*
"Mas, masih jauh?"
"Ngga kok, ya paling setengah jaman lagi"
Kata Andi, kalau dia bilang setengah jam, kita harus kali dua, berarti satu jam lagi kita baru sampai..
LEMES....

Tapi tetep kita ngga patah semangat untuk terus maju, walaupun langkah kami udah terseok - seok.

Hampir jam 4 sore.
Kami sampai di pos 2!!!
Horeee.. finally. Langsung cari lapak buat buka tenda. Istirahat, terus foto - foto dengan belerang.
Waktu kami sampai di pos 2 ini, tempatnya masih sepi bangett..mungkin cuma sekitar 5 - 8 rombongan aja yang ada. Gw pikir emang cuma segitu yang datang ke gunung ini. Ga heran sih, toh gunung ini emang ga populer. Tapi ternyata gw salah, semakin malam, semakin banyak rombongan yang dateng. sampe akhirnya gunung ini udah kaya pasar malam.
Tips nih buat yang mau ke sini, usahain sampai di pos 2 ini sebelum gelap, soalnya tempat buka tenda di sini kecil banget untuk tempat yang nyaman. Ya apesnya, mau ga mau harus buka tenda di atas belerang. hehe..
Oh iya, kita salah perkiraan. ternyata gunung ini tuh pas kalau untuk lihat sunset, dan sebenernya kita juga bisa buka tenda langsung di puncaknya. Jadi kalau kalian emang niat, langsung aja nenda di puncak gunung, biar ga repot, usahakan sampai di kawah ini pas siang hari.

Tapi buat kami, nenda di belerang udah cukup kok, biar ada pengalamannya sendiri. hehehe
cooking our favorite meal : Indomie telur 



foto di belerang

continue to part 2...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar