Minggu, 20 September 2015

Long Distance Relationship, am I?


Udah banyak sih gw baca atau dengar kisah - kisah tentang long distance relationship, atau yang lebih beken di kenal dengan LDR. Ada yang berakhir bahagia, tapi ngga sedikit juga yang malah berakhir jelek.

Gw sendiri pun pernah mengalami yang namanya LDR, sudah dua kali malah -kalau relation yang gw maksud ini termasuk dalam LDR-. Dan kalau boleh jujur, gw bukan golongan orang yang kuat untuk menjalani ini. Iya, memang hubungan yang gw bangun adalah hubungan yang ga bisa di bilang pacaran juga sih. Kita memang pernah pacaran kemudian putus, lalu bertemu lagi. Tapi juga ngga bisa di bilang pertemanan yang biasa aja. Mungkin bisa masuk dalam 2 golongan sekaligus, Hubungan Tanpa Status, dan Teman Tapi Mesra. hahaa.. I hate that..

Bulan - bulan pertama ga masalah, kita selalu menjalin komunikasi, kita baik - baik aja. Tapi, lama kelamaan, komunikasi kami semakin jarang, akhirnya .. it just gone. Pergi gitu aja. Baik dari pihak gw maupun dia, sama - sama ngga pernah saling menghubungi lagi. Yang terparah adalah, tiba - tiba masing - masing dari kita update status di facebook kalau kita punya pacar baru. hahaha.. 

Kegagalan LDR yang gw alami bukan karena gw orang yang sedikit - sedikit curiga, atau orang yang sedikit - sedikit minta di hubungi atau malah yang harus tau apa kegiatan dari pasangan gw. Ngga. 
Gw bahkan orang yang cuek banget. Bukannya ga suka tiap saat di telpon, di tanya kabar. Tapi, selama pengalaman gw, kalau di telpon pasti pertanyaannya sama : "Lagi apa? Lagi di mana? sama siapa? ngapain aja?". Bener ga? dan itu, to be honest, ngebosenin sih. Belum lagi kalau ternyata kita telpon pasangan kita, saat dia lagi sibuk, atau bahkan lagi ga pengen di telpon. 

Memang sih, ada yang bilang, sesibuk - sibuk nya dia, kalau dia perhatian atau sayang, pasti akan meluangkan waktunya untuk menghubungi kita. 

Itu betul. Gw setuju kok. Tapi menghubungi pasangan ga perlu setiap saat kan?
Coba bandingkan kalau komunikasi kita ga intens setiap hari. Sesempetnya aja, 2 - 3 hari misalnya. Pasti beda deh. Rasa kangen kita pasti bertambah, rasa untuk nunggu telpon dari pasangan itu adalah kebahagiaan tersendiri, dan yang pasti, cerita yang bakal kita sampaikan ke pasangan itu buanyaaaakkk bangetttt.. Apalagi gw termasuk orang yang memilih untuk cerita langsung saat bertemu daripada harus melalui telpon. Bedanya? banyaaakkk.. bayangin, saat kita cerita langsung, kita bisa tatap mata pasangan kita, bisa langsung lihat ekspresi dia saat kita cerita dan sebaliknya. Tapi kalau saat telpon atau chatting, saat mereka ketawa, apa kita bisa pastiin kalau dia benar - benar sedang tertawa? 
Pernah ngerasain sendiri dong, di chatting kita ngetik "HAHAHAHA", tapi sebenernya ekspresi kita saat ngetik itu flat. Datar. Ya iya lah.. kalo ketawa sendiri, dikira gila kali sama orang sekitar. hehe..

Sayangnya, pasangan gw yang dulu mungkin ga bisa kaya gitu. 

Syukurnya, kukum sama gw ga beda jauh.  Iya sihh... kita memang ga bisa di bilang LDR - LDR amat. Dari awal menjalin hubungan, kita selalu deket sampai kami terpisah kota. Dia masih di Bandung, gw udah tinggal di Jakarta. tapi walaupun sekarang udah sama - sama tinggal di Jakarta, bukan berarti setiap saat juga gw bisa ketemu sama dia. Mungkin cuma ketemu 2 minggu sekali, atau at least ketemu saat weekend. 

Jujur, kita jarang banget telpon - telponan kalau lagi jauh. Dalam seminggu, bisa di hitung pake jari deh berapa kali gw nelpon dia atau dia nelpon gw. Memang itu yang kami terapkan. Yang penting adalah Trust. Mau sejauh apapun kamu pergi, mau sama siapa kamu pergi, apa yang kamu lakuin, yang penting dia percaya sama kamu, begitu juga sebaliknya. Dan ga kalah penting, saat pasangan kita ngga menghubungi kita, bukan berarti kita terbebas dari kontrol dia. Kita sendiri lah yang harus mengontrol diri. Selagi kamu sadar kalau kamu sedang menjalin hubungan dengan orang lain, gw rasa semua akan baik - baik aja, meski godaan terberat datang sekalipun (you know what I mean). 

And you know, dengan begitu, percaya atau tidak, gw selalu menantikan pertemuan kami, seolah pertemuan kami itu selalu menjadi first date kami. Mungkin itu juga yang membuat kami bertahan hingga hampir 6 tahun ini. *blush*

udah ah curhatnya :D


Jakarta, dalam perjalanan menuju 6 tahun pacaran :D
Untuk Kukum yang sedang diklat, ayo kita berjuang sama - sama. 
karena tiba saat nya kita mungkin akan benar - benar dalam keadaan LDR yang sesungguhnya saat kamu OJT.  
credit pictured by Om Wisnu, papanya Kukum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar